CALL US: (+62–21) 898 30160

Produsen Kemasan Plastik Incar Pertumbuhan 10%

JAKARTA PT Berlina Tbk (BRNA) mengincar pertumbuhan pendapatan pada tahun ini lebih dari 10 persen atau berpotensi menjadi lebih dari 1,05 triliun rupiah dibandingkan proyeksi penjualan sepanjang 2013 yang hanya berkisar di angka 962,98 miliar rupiah.

Dengan kapasitas produksi lebih dari 24 ribu ton per tahun, Perseroan berkeyakinan dapat mencapai target yang diharapkan.

"Target pertumbuhan ini tidak terlepas dari telah diakuisisinya PT Quantex pada tahun 2013 lalu. Untuk perkembangan growth revenue, kami harapkan pada tahun 2014 di atas 10 persen," kata Sekretaris Perusahaan Berlina, Karsono, kepada Koran Jakarta, Selasa (11/2).

Perseroan juga akan melakukan penambahan beberapa mesin produksi untuk lebih mendorong akselerasi pertumbuhannya. Selain itu, Perseroan akan melakukan efisiensi atas mesin-mesin lama.
Quantex merupakan industri yang bergerak di bidang pengemasan

plastik dengan segmen penjualan yang menitikberatkan pada industri otomotif. Klien utamanya adalah Nissan Motor Indonesia, Suzuki, dan Idemitsu. Hal ini berbeda sekali dengan fokus penjualan Perseroan saat ini yang selalu mengedepankan penjualan pada bidang personal care. Saat ini, kontribusi penjualan dari segmen otomotif hanya 5 persen.

Direktur Keuangan Berlina, Roberto Bernhardeta, mengatakan dengan diakuisisinya Quantex, akan meningkatkan kontribusi segmen penjualan otomotif Perseroan. Sebagai catatan, kapasitas terpasang produksi milik Berlina pada tahun 2013 awalnya mencapai 1.500 ton per bulan atau sekitar 18 ribu ton per tahun. Kemudian Perseroan menambah delapan unit mesin produksi dengan investasi mencapai 50 miliar rupiah.

Penjualan Lokal

Dengan bertambahnya mesin produksi Perseroan, kapasitas terpasang produksinya akan menjadi 20.700 ton per tahun. Terkait dengan penjualan, distribusi produk Berlina masih didominasi penjualan lokal. Mengacu pada laporan keuangan Perseroan pada kuartal III- 2013, penjualan lokal menyumbang 498,57 miliar rupiah, sementara 213,9 miliar rupiah sisanya merupakan haisl dari distribusi penjualan keluar negeri.

Melihat historikal kinerja keuangan Perseroan, sepanjang tahun 2013, Berlina mengaku pesimistis mencapai target pertumbuhan laba bersih hingga Desember 2013 yang mencapai 18 persen atau sekitar 58,49 miliar rupiah.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terjadi sejak awal tahun lalu memicu terjadinya unrealized forex loss atau selisih kurs mata uang asing. Hal itu disebabkan besarnya utang dalam bentuk dollar AS yang dimiliki Berlina.

Diketahui, sampai dengan periode September 2013, Berlina dan entitas anak usaha memiliki utang perbankan dalam bentuk dollar AS mencapai 10,86 juta dollar AS dan utang usaha, juga dalam bentuk dollar AS, senilai 29,4 miliar rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Selasa (11/2) sempat tercatat di angka 12.175 rupiah per dollar AS.

Hal itu menyebabkan membengkaknya jumlah kewajiban yang harus dibayarkan. Pasalnya, pinjaman yang didapatkan sebelumnya mengacu pada kurs yang lebih rendah.

Roberto mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah akan menimbulkan unrealized forex loss pada laporan keuangan Perseroan. "Sepertinya target pertumbuhan laba sebesar 18 persen di tahun 2013 tidak tercapai. Mungkin laba kami akan sama seperti tahun lalu, 49,57 miliar rupiah," katanya. git/E-11

Contact Us

62-21 898 30160

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.